Pola Asuh anak Autisme dan Tumbuh Kembangnya
Sering kali banyak masyarakat
menilai anak autis itu dianggap sebagai aib dalam setiap keluarga yang
mempunyai anak seperti itu, walaupun kerabat dekat yang memberitahu bahwa anak
nya terkena syndrome autism, orang tua terkadang tidak mau mengakui dan malu
akan hal itu. Sehingga para orang tua yang memiliki anak autism terlambat
mengetahui bahwa anak mereka terkena syndrome tersebut. Gejala awal penderita
autis sangat jarang diketahui oleh para orang tua.
Ciri-ciri anak autis yaitu tidak
bisa menguasai bahasa atau lamban dalam penguasaan bahasa sehari hari, mata
tidak jernih atau tidak besinar, tidak suka menatap mata orang lain, hanya
tertarik pada satu mainan yang ia sukai, merasa mempunyai dunia sendiri dengan
berbicara sendiri dan tidak suka berbicara dengan orang lain, dan tidak mau
dipeluk serta dicium oleh orangtua nya.
Ciri-ciri itu yang sering kali
tidak diperhatikan oleh para orangtua sehingga penanganan nya terlambat. Penyebab Autisme sampai
sekarang belum dapat ditemukan dengan pasti. Banyak sekali pendapat yang
bertentangan antara ahli yang satu dengan yang lainnya mengenai hal ini. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin Hepatitis B yang termasuk
dalam MMR (Mumps, Measles dan Rubella )bisa berakibat anak mengidap penyakit
autisme.
Teori
Autisme
berasal dari bahasa Yunani, yaitu autos yang berarti sendiri. Menurut kamus lengkap
Psikologi J.P Chaplin (2001), ada tiga pengertian autisme:
1. Cara
berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan atau diri sendiri
2. Menanggapi
dunia berdasarkan harapan sendiri dan menolak realitas
3. Keasyikkan
dengan pikiran dan fantasi sendiri
Penyebab autisme sampai saat ini
belum dapat diketahui secara pasti, namun ada hormonal, kelainan periantal,
proses kelahiran yang kurang sempurna, serta penyakit tertentu yang diderita sang ibu ketika mengandung
atau melahirkan sehingga menimbulkan gangguan pada perkembangan susunan saraf
pusat yang mengakibatkan fungsi otak terganggu.
Teori
Psikososial
Kanner mempertimbangkan adanya pengaruh psikogenik sebagai penebab autisme:
orangtua yang emosional, kaku, dan obsessif, yang mengasuh anak mereka dalam
suatu atmosfir yang secara emosional kurang hangat, bahkan dingin. Pendapat lain mengatakan ada nya trauma
pada anak yang disebabkan hostilitas yang tidak disadari dari ibu, yang
sebenarnya tidak menghendaki anak ini. Ini mengakibatkan gejala penarikan diri
pada anak dengan autisme. Menurut Bruno Bettelheim, perilaku orang tua dapat
menimbulkan perasaan terancam pada anak-anak. Teor-teori pada 1950-1960 sempat
membuat hubungan dokter dengan orangtua mengalami krisis dan menimbulkan
perasaan bersalah serta bingung pada orangtua yang telah cukup berat dengan
mengasuh anak autisme.
Teori Biologis
Teori ini menjadi berkembang karena beberapa
fakta seperti berikut: adanya hubungan yang erat dengan retardasi mental
(75-80%), perbandingan laki-laki : perempuan = 4:1, meningkatnya insidens gangguan
kejang (25%), dan adanya beberapa kondisi medis serta genetik yang mempunyai
hubungan dengan gangguan ini. Hingga sekarang ini diyakini bahwa
gangguan autisme merupakan suatu syndrome perilaku yang dapat disebabkan oleh
berbagai kondisi yang mempengaruhi system saraf pusat. Namun demikian, sampai
saat ini belum diketahui dengan pasti letak abnormalitasnya. Hal ini diduga
karena adanya disfungsi dari otak batang otak mesolimbik. Namun dari penelitian
terakhir diemukan kemungkinan adanya keterlibatan dari serebelum.
Definisi Pola
Asuh
Pola asuh adalah cara, bentuk atau
strategi dalam pendidikan keluarga yang dilakukan oleh orangtua kepada anaknya.
Strategi, cara dan bentuk pendidikan yang dilakukan orangtua kepada
anak-anaknya sudah tentu dilandasi oleh beberapa tujuan dan harapan orangtua.
Diharapkan pendidikan yang diberikan orangtua membuat anak mampu bertahan hidup
sesuai alam dan lingkungannya dengan cara menumbuhkan potensi-potensi yang
berupa kekuatan batin, fikiran dan kekuatan jasmani pada diri setiap anak
(Anto, dkk. 1998) Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti corak, model, sistem, cara kerja,
bentuk (struktur) yang tetap.
Jenis-Jenis Pola Asuh:
Macam-macam pola asuh menurut para ahli ;
·
Otoriter
Pola asuh
keluarga otoriter cenderung memiliki banyak peraturan. Orang tua umumnya sangat
membatasi anak-anak mereka dalam segala hal. Tak hanya dalam hal negatif,
kadang untuk hal positif pun, gerakan anak-anak benar-benar dibatasi.
Dalam pola asuh
seperti ini, komunikasi yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah yaitu dari
orang tua ke anak, sedangkan si anak tidak diperkenankan bicara atau mengeluarkan
pendapat. Orang tua kerap memberikan banyak aturan yang bersifat memaksa, bila
dilanggar maka akan ada hukuman.
Akibat dari pola
asuh keluarga seperti ini adalah anak menjadi tidak bebas, suatu saat akan
menjadi pemberontak. Bahkan, bukan tidak mnmungkin pribadi akan menjadi kacau,
negatif, dan bisa meniru orang tua nya.
·
Demokratis
Pola asuh
keluarga secra demokratis agak lebh longgar dari otoriter, dan ini sangat bagus
untuk membentuk pribadi seseorang anak agar tumbuh menjadi orang yang baik.
Jenis pola asuh
ini sangat memperhatikan kepentingan atau kebutuhan si anak. Mereka diberi
kebebasan tapi tak bersifat mutlak, peran orang tua masih sangat tinggi
sehingga anak-anak pun tidak akan kebablasan dalam bertindak.
Tidak seperti
tipe otoriter, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dua arah. Hal ini
menyebabkan tidak terjadi nya kesalah pahaman antara orang tua dan anak. Anak
mengerti apa keinginan orang tua, orang tua pun mengerti kebutuhan dan
kemampuan anak nya.
·
Permisif
Pola asuh
keluarga tipe ini benar-benar sangat longgar. Anak-anak diberi kebebasan untuk
melakukan apa saja dan orang tua hampir tidak melakukan pengawasan terhadap
mereka.
Sekalipun anak
melakukan kesalahan atau mendekati hal yang berbahaya, orang tua cenderung
tidak menegur mereka. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa macam hal, misalnya
orang tua yang terlalu sibuk bekerja, atau orang tua yang terlalu sayang hingga
memanjakan anak nya. Anak memang suka kebebasan. Nmun pola asuh seperti ini
jelas tidak terlalu baik untuk membentuk pribadi seorang anak, karena anak umum
nya masih sangat labil dan butuh tuntunan orang tua. Bila terlalu dibebaskan,
mereka akan tumbuh menjadi anak manja, tidak suka bekerja keras, dan tidak akan
sukses di tengah-tengah masyarakat.
·
Menelantarkan
Pola asuh jenis
ini bisa dibilang lebih membahayakan dari tipe permisi. Orang tua akan
menelantarkan anak-anak mereka dan tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh
si anak.
Bukan hanya
tidak peduli, orang tua seperti ini bahkan enggan untuk memenuhi kebutuhan anak
nya, sehingga anak benar-benar ditelantarkan bahkan seperti orang lain saja.
Anak yang mendapat pola
asuh keluarga seperti ini tidak akan memiliki masa depan yang baik, kecuali
mereka memberontak dan mencari jalan hidup sendiri sesuai kebutuhan mereka
dengan bantuan orang lain.
Cara menanggapinya
Menurut saya sebenarmya pola asuh yang
perlu dilakukan orang tua yang memiliki anak autism adalah jenis pola asuh
demokratis karna anak autism tidak bisa dipaksa atau pun dibiarkan begitu saja,
mereka harus dimengerti dan dibimbing dengan cara yang lemah lembut, walaupun
anak autism hanya tertarik pada 1 benda atau hal tapi orang tua harus dengan
sabar melatih konsentrasi anak nya tidak hanya pada 1 benda saja.
Disini juga orang tua harus ikhlas
menerima kalau anak mereka menderita syndrome autism dan harus segera diberikan
terapi karna kalau tidak perkembangan anak nya tidak ada kemajuan yang
signifikan.
Terlihat
pada gambar bahwa anak autisme hanya tertarik pada 1 benda
Perkembangan anak autisme berbeda
dengan anak normal karna perkembangan anak autisme mulai terhambat di umur 3
tahun, karna diusia itu gejala nya mulai terlihat dengan jelas.
Anak autisme memiliki hambatan
dalam hal belajar karna ada anak autisme yang bisa berbaur ada juga anak
autisme yang suka menyendiri dan menjauh dari teman-teman nya. Anak autisme
yang mampu berbaur dengan anak-anak lain nya memiliki kemampuan berkomunikasi
dan percaya diri yang memadai.
Terapi untuk
anak autisme
Berikut ini adalah beberapa jenis
terapi yang digunakan untuk menangani anak autisme :
Analisa tingkah laku (Applied
Behavioral Analysis (ABA)). Terapi ini merupakan terapi yang tertua dan paling
banyak diteliti serta dikembangkan untuk autisme. Terapi ABA ini merupakan sistem
pelatihan intensif dengan menggunakan hadiah yang berfokus terhadap sistem
pengajaran tertentu.
Terapi wicara hampir semua
penderita autisme mempunyai masalah bicara ataupun bahasa sehingga diharapkan
dengan terapi bicara atau berbahasa dapat membantu penderita autisme untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Terapi okupasi berfokus membentuk kemampuan hidup sehari hari. Karena
kebanyakan penderita autisme mengalami perkembangan motorik yang lambat, maka
terapi okupasi sangatlah penting. Seorang terapis okupasi juga dapat memberikan
laihan sensorik terintegrasi, yaitu suatu teknik yang dapat membantu penderita
autisme untuk mengatasi hipersensitifitas terhadap suara, cahaya, dan sentuhan.
Terapi kemampuan social. Salah satu
akibat dari autisme adalah sedikitnya kemampuan sosial dan komunikasi. Banyak
anak yang menderita autisme memerlukan bantuan untuk menciptakan kemampuan
supaya dapat mempertahankan percakapan, berhubungan dengan teman baru atau
bahkan mengenal tempat bermainnya.
Kesimpulan
:
Jadi menurut apa
yang ada di atas anak autisme bukan lah sebuah aib dalam keluarga sehingga para
orangtua tidak perlu menyangkal jika anak nya terkena sindrom autisme. Hal
yang perlu di lakukan para orangtua adalah memberikan terapi kepada anak nya
untuk meringankan syndrome yang diderita.
Refrensi
Halo Ibu Dyah. Saya mau berbagi info. Saat ini ada metode terapi baru yaitu Neuro-enhancement. Metode ini biasa dipakai di negara-negara barat dan baru masuk ke Indonesia beberapa tahun belakangan. Terapi ini bertujuan untuk mengoptimalkan gelombang otak yang berguna untuk mengoptimalkan fungsi kognitif, emosi, perilaku, dan fisik seseorang.
ReplyDeleteDi tempat saya bekerja, tingkat keberhasilan mencapai 85%. Kebetulan saya juga bekerja di tempat terapi neuro-enhancement, bila ingin mencari info terbaru dapat langsung hubungi Brain Optimax.
Semoga info ini menambah wawasan Ibu Dyah. Selamat sore.
Salam,
Ibu Pauline
O gitu...
ReplyDelete